PWINews - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima penghargaan Anugerah Prapanca Agung dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tingkat Jatim dan HUT PWI ke-71 di gedung negara Grahadi Surabaya, Rabu (29/3/2017).
Dalam sambutannya, SBY meminta agar media tidak membentur-benturkan dirinya dengan pemerintahan saat ini dan Presiden Jokowi. SBY mengaku hubungannya dengan pemerintah maupun Presiden Jokowi telah berjalan baik.
"Jangan bentur-benturkan saya dengan pemerintah dan Presiden Jokowi. Saya sudah bertemu dengan Pak Jokowi dan berdiskusi tentang negara secara konstruktif," katanya.
Media, kata SBY, seringkali tidak memahami statemen secara menyeluruh, sehingga pemahamannya sepotong-sepotong. "Itu yang menimbulkan berita-berita hoax," tegasnya.
SBY menyampaikan orasi politik sekitar 15 menit dengan tema 'Demokrasi Dan Pers'. Pers sebagai salah satu pilar demokrasi memiliki peran penting dalam membangun peradaban demokrasi di Indonesia.
"Tapi harus diakui, sedikit banyak pers masih punya kepentingan. Entah itu kepentingan politik atau pemodal," jelas presiden asal Pacitan, Jatim ini.
Saat pengurus PWI Jatim menyampaikan undangan beberapa waktu lalu dan meminta SBY memberikan semacam orasi, dirinya sempat berpikir sejenak. Saat itu, ada tiga pertanyaan mendasar apakah dirinya harus datang memenuhi undangan PWI Jatim atau tidak. "Apakah rakyat kita tertarik dengan isu demokrasi dan pers? Apakah baik dan tepat saat ini saya berbicara tentang demokrasi dan pers? Dan bagaimana kalau ada pihak yang tidak nyaman?," ujar SBY.
Meski tiga pertanyaan itu belum terjawab, SBY memutuskan untuk tetap ke Surabaya dan menghadiri undangan dari PWI Jatim. "Setelah saya berpikir, tidak baik jika saya tiba-tiba penakut yang tidak berani bicara di negerinya sendiri," tegas presiden dua periode ini.
Ketakutan SBY untuk berbicara di hadapan pers bukanlah tanpa alasan. "Sudah sangat jelas, saya menghadapi hoax yang memberitakan sesuatu yang tidak saya ucapkan dan lakukan. Beberapa saat lalu karena politik sesaat, saya dituduh hendak merusak negara saya dan keluarga tentu bersedih namun saya cepat sadar bahwa ini menjadi bagian hidup saya yang harus saya terima apa adanya. Ini juga takdir yang harus saya syukuri," pungkas Ketua Umum Partai Demokrat ini. (PWI-11)
Dalam sambutannya, SBY meminta agar media tidak membentur-benturkan dirinya dengan pemerintahan saat ini dan Presiden Jokowi. SBY mengaku hubungannya dengan pemerintah maupun Presiden Jokowi telah berjalan baik.
"Jangan bentur-benturkan saya dengan pemerintah dan Presiden Jokowi. Saya sudah bertemu dengan Pak Jokowi dan berdiskusi tentang negara secara konstruktif," katanya.
Media, kata SBY, seringkali tidak memahami statemen secara menyeluruh, sehingga pemahamannya sepotong-sepotong. "Itu yang menimbulkan berita-berita hoax," tegasnya.
SBY menyampaikan orasi politik sekitar 15 menit dengan tema 'Demokrasi Dan Pers'. Pers sebagai salah satu pilar demokrasi memiliki peran penting dalam membangun peradaban demokrasi di Indonesia.
"Tapi harus diakui, sedikit banyak pers masih punya kepentingan. Entah itu kepentingan politik atau pemodal," jelas presiden asal Pacitan, Jatim ini.
Saat pengurus PWI Jatim menyampaikan undangan beberapa waktu lalu dan meminta SBY memberikan semacam orasi, dirinya sempat berpikir sejenak. Saat itu, ada tiga pertanyaan mendasar apakah dirinya harus datang memenuhi undangan PWI Jatim atau tidak. "Apakah rakyat kita tertarik dengan isu demokrasi dan pers? Apakah baik dan tepat saat ini saya berbicara tentang demokrasi dan pers? Dan bagaimana kalau ada pihak yang tidak nyaman?," ujar SBY.
Meski tiga pertanyaan itu belum terjawab, SBY memutuskan untuk tetap ke Surabaya dan menghadiri undangan dari PWI Jatim. "Setelah saya berpikir, tidak baik jika saya tiba-tiba penakut yang tidak berani bicara di negerinya sendiri," tegas presiden dua periode ini.
Ketakutan SBY untuk berbicara di hadapan pers bukanlah tanpa alasan. "Sudah sangat jelas, saya menghadapi hoax yang memberitakan sesuatu yang tidak saya ucapkan dan lakukan. Beberapa saat lalu karena politik sesaat, saya dituduh hendak merusak negara saya dan keluarga tentu bersedih namun saya cepat sadar bahwa ini menjadi bagian hidup saya yang harus saya terima apa adanya. Ini juga takdir yang harus saya syukuri," pungkas Ketua Umum Partai Demokrat ini. (PWI-11)
0 Response to "Pesan SBY di Puncak HPN PWI Jatim"
Post a Comment