PWINews - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan mengecam aksi brutal oknum anggota Brimob terhadap wartawan Foto LKBN Antara di arena Kejuaraan Bulu Tangkis Indonesia Terbuka, JCC Senayan, Jakarta Minggu (18/6/2017).
Ketua PWI Pamekasan Abd Aziz menyatakan, tindakan oknum Brimob itu tidak mencerminkan sebagai abdi negara yang bertugas mengayomi, melindungi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat, apalagi perbuatannya menganiaya wartawan dilakukan di tempat umum.
"Kalau saya perhatikan di vedio yang dikirim oleh teman-teman wartawan dari Jakarta dan telah viral di berbagai media sosial itu, tindakan para abdi negara itu, seperti preman, sangat tidak pantas," katanya dalam keterangan persnya di kantor PWI Jalan Panglima Sudirman Nomor 4 Pamekasan, Selasa (20/6/2017).
Oleh karenanya, sambung pihaknya mendesak agar Polri memberikan sanksi tegas kepada oknum anggota Brimob yang telah berbuat arogan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Sanksi yang tepat, saya kira adalah dipecat. Eman kan kalau aparat negara ini dihuni seperti oknum-oknum yang seperti preman seperti itu," ujarnya.
Wartawan Foto LKBN Antara yang menjadi korban arogansi anggota Brimob itu bernama Ricky Prayoga.
Kasus ini bermula saat ia datang ke lokasi venue Jakarta Convention Centre (JCC) sekitar pukul 15:00. Ketika itu pertandingan pertama final BCA Indonesia Terbuka 2017. Karena masih bermain, ia berniat menuju ATM dulu untuk melakukan transaksi.
Yoga mengatakan, ketika dalam perjalanan menuju ATM, dirinya berjalan di belakang beberapa SPG dan sejumlah oknum Brimob yang awalnya melihat ke SPG tersebut. Menurut Yoga, mungkin secara tidak sengaja, sejumlah oknum Brimob tersebut melihat kepadanya, dan ketika itu Yoga pun beradu pandang dengan salah satu oknum Brimob bernama Adam.
“Saya berusaha memalingkan pandangan, tapi ketika saya melihat lagi, dia (Adam) masih melihat ke arah saya dengan mengikuti sampai berjarak beberapa langkah,” ujarnya.
Dalam pikirannya, Yoga yang kala itu dalam posisi baru datang pun mengira ada yang salah dengan penampilannya. Kemudian secara baik-baik, Yoga pun langsung bertanya kepada oknum Brimob tersebut.
“Namun bukan jawaban yang mengenakan yang saya dapat, ‘Apa kau, ada undang-undangnya jangan melihat? pukimai kau! kalau tidak mau dilihat jangan jadi manusia’ kata adam tersebut,” kata Yoga menirukan perkataan oknum Brimob.
Yoga pun mengaku tidak mengerti dan mengetahui apa arti dari kata-kata tersebut. Kemudian, Yoga pun mencoba mengkonfirmasi kepada oknum Brimob itu. Ketika mengkonfirmasi, oknum Brimob Adam dan tiga orang rekannya berusaha mengamankan Yoga layaknya seorang maling.
“Saya dipiting, berusaha dibenturkan ke tripleks dan berusaha dibanting. Saya berusaha melepaskan diri dan menanyakan ‘apa maksudnya ini?’,
mereka bilang ‘amankan saja, bikin onar ini orang melawan petugas’. Saya tanya, melawan apa?, Adam bilang ‘kau nantang-nantang petugas, kukokang juga kau’, sambil berusaha mengacungkan senjata laras panjangnya ke arah saya,” ungkap Yoga.
Menurut Yoga, di situ sudah ada beberapa kawan media yang sempat melihat dan merekam, yakni wartawan dari Kumparan.com (Alan), Suara.com (Adi), Metro TV News (Krisna), Indosport (Zaenal).
"Selepas itu, saya berusaha dibawa ke pos polisi, tapi saya menolak. akhirnya karena dekat dengan media centre, saya menuju ke sana masih dengan berusaha dipegang-pegang. Di sana (media centre) saya berusaha didamaikan panitia, namun ketika itu salah satu rekan Adam bilang ‘sikap lu nantangin bro. ayo kita selesaikan di luar, lu lepas id lu dan gue lepas seragam gue’,” ujar Yoga yang kembali menirukan perkataan oknum Brimob.
Namun, lanjut Yoga, akhirnya keadaan mulai tenang setelah kehadiran Anggota Brimob Senior bernama Dwi yang datang dan berusaha memediasi.
"Akhirnya saya dan Adam berjabatan tangan setelah saya (berjabat tangan) dengan Pak Dwi, namun Bapak Adam ini menyalami saya tanpa melihat saya dan rekan-rekannya langsung meninggalkan tempat tanpa satu kata pun. terkecuali Pak Dwi dan rombongannya,” ungkap Yoga. (PWI-3)
Ketua PWI Pamekasan Abd Aziz menyatakan, tindakan oknum Brimob itu tidak mencerminkan sebagai abdi negara yang bertugas mengayomi, melindungi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat, apalagi perbuatannya menganiaya wartawan dilakukan di tempat umum.
"Kalau saya perhatikan di vedio yang dikirim oleh teman-teman wartawan dari Jakarta dan telah viral di berbagai media sosial itu, tindakan para abdi negara itu, seperti preman, sangat tidak pantas," katanya dalam keterangan persnya di kantor PWI Jalan Panglima Sudirman Nomor 4 Pamekasan, Selasa (20/6/2017).
Oleh karenanya, sambung pihaknya mendesak agar Polri memberikan sanksi tegas kepada oknum anggota Brimob yang telah berbuat arogan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Sanksi yang tepat, saya kira adalah dipecat. Eman kan kalau aparat negara ini dihuni seperti oknum-oknum yang seperti preman seperti itu," ujarnya.
Wartawan Foto LKBN Antara yang menjadi korban arogansi anggota Brimob itu bernama Ricky Prayoga.
Kasus ini bermula saat ia datang ke lokasi venue Jakarta Convention Centre (JCC) sekitar pukul 15:00. Ketika itu pertandingan pertama final BCA Indonesia Terbuka 2017. Karena masih bermain, ia berniat menuju ATM dulu untuk melakukan transaksi.
Yoga mengatakan, ketika dalam perjalanan menuju ATM, dirinya berjalan di belakang beberapa SPG dan sejumlah oknum Brimob yang awalnya melihat ke SPG tersebut. Menurut Yoga, mungkin secara tidak sengaja, sejumlah oknum Brimob tersebut melihat kepadanya, dan ketika itu Yoga pun beradu pandang dengan salah satu oknum Brimob bernama Adam.
“Saya berusaha memalingkan pandangan, tapi ketika saya melihat lagi, dia (Adam) masih melihat ke arah saya dengan mengikuti sampai berjarak beberapa langkah,” ujarnya.
Dalam pikirannya, Yoga yang kala itu dalam posisi baru datang pun mengira ada yang salah dengan penampilannya. Kemudian secara baik-baik, Yoga pun langsung bertanya kepada oknum Brimob tersebut.
“Namun bukan jawaban yang mengenakan yang saya dapat, ‘Apa kau, ada undang-undangnya jangan melihat? pukimai kau! kalau tidak mau dilihat jangan jadi manusia’ kata adam tersebut,” kata Yoga menirukan perkataan oknum Brimob.
Yoga pun mengaku tidak mengerti dan mengetahui apa arti dari kata-kata tersebut. Kemudian, Yoga pun mencoba mengkonfirmasi kepada oknum Brimob itu. Ketika mengkonfirmasi, oknum Brimob Adam dan tiga orang rekannya berusaha mengamankan Yoga layaknya seorang maling.
“Saya dipiting, berusaha dibenturkan ke tripleks dan berusaha dibanting. Saya berusaha melepaskan diri dan menanyakan ‘apa maksudnya ini?’,
mereka bilang ‘amankan saja, bikin onar ini orang melawan petugas’. Saya tanya, melawan apa?, Adam bilang ‘kau nantang-nantang petugas, kukokang juga kau’, sambil berusaha mengacungkan senjata laras panjangnya ke arah saya,” ungkap Yoga.
Menurut Yoga, di situ sudah ada beberapa kawan media yang sempat melihat dan merekam, yakni wartawan dari Kumparan.com (Alan), Suara.com (Adi), Metro TV News (Krisna), Indosport (Zaenal).
"Selepas itu, saya berusaha dibawa ke pos polisi, tapi saya menolak. akhirnya karena dekat dengan media centre, saya menuju ke sana masih dengan berusaha dipegang-pegang. Di sana (media centre) saya berusaha didamaikan panitia, namun ketika itu salah satu rekan Adam bilang ‘sikap lu nantangin bro. ayo kita selesaikan di luar, lu lepas id lu dan gue lepas seragam gue’,” ujar Yoga yang kembali menirukan perkataan oknum Brimob.
Namun, lanjut Yoga, akhirnya keadaan mulai tenang setelah kehadiran Anggota Brimob Senior bernama Dwi yang datang dan berusaha memediasi.
"Akhirnya saya dan Adam berjabatan tangan setelah saya (berjabat tangan) dengan Pak Dwi, namun Bapak Adam ini menyalami saya tanpa melihat saya dan rekan-rekannya langsung meninggalkan tempat tanpa satu kata pun. terkecuali Pak Dwi dan rombongannya,” ungkap Yoga. (PWI-3)
0 Response to "PWI Pamekasan Kecam Aksi Brutal Brimob di JCC Senayan"
Post a Comment