MAKASSAR.WARTASULSEL.ID- Legislator dari Fraksi PKS, DPR RI, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM mengatakan Indonesia memiliki produk pekebunan yang sangat luar biasa yakni komoditas kelapa sawit, walaupun di Provinsi Sulawesi Selatan, komoditas kelapa sawit belum begitu familiar karena memang baru berkembang di delapan daerah.
"Namun di Indonesia, luas kelapa sawit sangat besar, mencapai lebih dari 14 juta hektare dan merupakan yang terbesar di Indonesia. Terkait dengan kondisi itu, maka peningkatan sumber daya manusia yang terjun di bidang kelapa sawit perlu ditingkatkan," ucap Anggota Komisi IV DPR RI saat menjadi Keynote Speaker acara Bimbingan Teknis dan Expo Sawit Indonesia 2022, di Kota Makassar, Sabtu, 8 Agustus 2022.
Acara Bimtek tersebut dilaksanakan atas kerja sama antara Anggota Komisi IV DPR RI, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (ASPEKPIR).
Andi Akmal menjelaskan kampanye positif sawit juga perlu dilakukan secara lebih masif dan terstruktur karena besarnya dampak industri kelapa sawit dan turunanya terhadap perekonoian Indonesia. Kampanye positif sawit bertujuan untuk menghadang kampanye negatif sawit Indonesia.
Ditempat yang sama, Sub Koordinator PPHP Perkebunan Dinas TPH Bun Sulawesi Selatan, Muhammad Iqbal Syam, SE, M,Si mengatakan Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memilki nilai strategis dalam pembangunan Indonesia.
"Komoditi perkebunan di Provinsi Sulawesi Selatan sangat strategis dikembangkan karena sesuai dengan agro kelimat khususnya komoditi unggulan nasional maupun provinsi Sulawesi Selatan seperti kelapa sawit, kelapa dalam, cengkeh, kakao, dan lain- lain ini menunjang peningkatan pendapatan petani perkebunan khususnya dan memiliki daya saing yang tinggi disbanding komoditi pertanian lainnya," ungkapnya.
Lanjutnya, "Selain itu sawit paling efesien untuk menghasilkan minyak nabati yang menjadi sumber sebesar baru terbarukan. Sulawesi Selatan memiliki total luas lahan kelapa sawit 30.918 Ha dengan produksi 443.843 ton," urainya.
Saat ini anggaran pengembangan kelapa sawit di SULSEL hanya melalui kegiatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), pengembangan sarana dan prasarana dan pengembangan SDM, pada dua kabupaten yakni Luwu Utara dan Luwu Timur melalui sumber pendanaan dari BPDPKS.
Setiyono, Ketua Umum Aspekpir mengatakan, "pola PIR dalam perkelapa sawitan terbukti merupakan pengembangan perkebunan yang sangat strategis. Agar untuk memperbaiki tata kelola perkebunan kelapa sawit rakyat yang sesuai dengan standar teknis kebun," katanya.
"Untuk mendapatkan teknis budidaya perkebunan, pekebun harus bermitra dengan perusahaan agar dapat bimbingan teknis dengan tujuan dapat tercapai mutu buah sesuai dengan kreteria panen yang di atur dalam permentan penetapan harga TBS," pesan Setiyono.
Tambahnya, Penguatan kelembagaan pekebun melalui korporasi pekebun, kepemilikan PKS (Kepemilikan Saham Pabrik Kelapa Sawit). "Kemudian, perlu dilakukan penguatan kelembagaan pekebun melalui korporasi pekebun; kepemilikan PKS (Kepemilikan Saham Pabrik Kelapa Sawit)," tutup Ketua Umum Aspekpir.
**QMH*AHAS**
0 Response to "Andi Akmal Pasluddin: Pengembangan Sawit Perlu Penguatan SDM"
Post a Comment