Bid'ah Politik: Akal Sehat atau Ketidaktahuan?

M. Habib Purnomo, seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung
M. Habib Purnomo, seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung

Dalam sebuah opini yang dimuat di media sosial, M. Habib Purnomo, seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, menyatakan bahwa jika di kemudian hari ada tokoh NU yang berpasangan dengan orang lain di luar NU, maka hal tersebut termasuk bid'ah politik.

Menurut Habib Purnomo, selama ini NU selalu menjalin kerja sama dengan Soekarnois/Nasionalis. Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah, mulai dari era Mbah Kiai Wahab Hasbullah (NASAKOM) hingga era Presiden Joko Widodo.

Oleh karena itu, Habib Purnomo berpendapat bahwa jika ada tokoh NU yang berpasangan dengan orang lain di luar NU, maka hal tersebut bertentangan dengan tradisi NU.

Akal Sehat atau Ketidaktahuan?

Pendapat Habib Purnomo tersebut tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Ada yang setuju dengan pendapat tersebut, ada pula yang tidak setuju.

Mereka yang setuju dengan pendapat Habib Purnomo berargumen bahwa NU adalah organisasi keagamaan yang memiliki tradisi dan ideologi yang jelas. Oleh karena itu, tidak boleh ada penyimpangan dari tradisi dan ideologi tersebut.

Sementara itu, mereka yang tidak setuju dengan pendapat Habib Purnomo berargumen bahwa bid'ah politik adalah istilah yang tidak tepat. Sebab, politik adalah urusan duniawi, sedangkan bid'ah adalah istilah yang berkaitan dengan urusan agama.

Mereka juga berargumen bahwa kerja sama politik NU dengan berbagai pihak adalah hal yang wajar dan tidak bertentangan dengan tradisi NU. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kesejahteraan umat dan bangsa.

Kesimpulan

Pada akhirnya, apakah pendapat Habib Purnomo benar atau salah, itu tergantung pada masing-masing individu. Namun, penting untuk diingat bahwa politik adalah urusan yang rumit dan tidak bisa dilihat secara hitam putih. Oleh karena itu, kita harus menggunakan akal sehat dan tidak mudah terprovokasi oleh opini-opini yang bersifat tendensius.

Pendapat Penulis

Sebagai seorang jurnalis, penulis tidak berwenang untuk menghakimi pendapat Habib Purnomo. Namun, penulis berpendapat bahwa pendapat tersebut perlu dikaji secara lebih mendalam.

Penulis setuju bahwa NU adalah organisasi keagamaan yang memiliki tradisi dan ideologi yang jelas. Namun, penulis juga berpendapat bahwa politik adalah urusan duniawi yang tidak bisa lepas dari realitas.

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kerja sama politik NU dengan berbagai pihak adalah hal yang wajar dan tidak bertentangan dengan tradisi NU. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kesejahteraan umat dan bangsa.

Penulis juga berpendapat bahwa istilah bid'ah politik adalah istilah yang tidak tepat. Sebab, bid'ah adalah istilah yang berkaitan dengan urusan agama, sedangkan politik adalah urusan duniawi.

Penulis berharap bahwa semua pihak dapat berdialog secara terbuka dan bermartabat untuk membahas masalah ini.

0 Response to "Bid'ah Politik: Akal Sehat atau Ketidaktahuan?"

Post a Comment

Label Mobile