ormas Islam di Lampung, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, memberikan pandangan dan sikap sebagai bentuk tanggung jawab keumatan dan kebangsaan. |
Bandar Lampung --- Dalam menghadapi dinamika dunia Islam dan kondisi sosial saat ini, terutama peristiwa di Bitung, Sulawesi Utara, ormas Islam di Lampung, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, memberikan pandangan dan sikap sebagai bentuk tanggung jawab keumatan dan kebangsaan.
Pernyataan sikap ini disampaikan melalui konferensi pers bersama oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, H. Puji Raharjo, dan jajaran pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Lampung di Kantor PWNU Lampung, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandar Lampung, pada Kamis, 30 November 2023.
Dalam pernyataan sikap, keduanya mengecam keras tindakan tidak berprikemanusiaan di Bitung yang melibatkan bentrok antar kelompok berbasis Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA), menyatakan dukungan terhadap tindakan preventif pemerintah, mengajak masyarakat menahan diri, dan menekankan pentingnya menciptakan kondisi kondusif menjelang tahun politik.
Bentrok di Bitung, Sulawesi Utara, pada Sabtu, 25 November 2023, disinyalir terkait provokasi terhadap dukungan terhadap Palestina dan Israel. Kasus ini mengundang keprihatinan, dengan seorang laki-laki dilaporkan meninggal akibat peristiwa tersebut.
PW Muhammadiyah Lampung, yang datang ke PWNU Lampung, menyampaikan kekhawatiran terhadap penyebaran ujaran kebencian dan hoaks di media sosial. Mereka sepakat untuk melakukan antisipasi guna mencegah kasus serupa terulang di Lampung.
Kedua ormas ini berkomitmen menjaga situasi tetap damai, rukun, toleran, serta kondusif. Jika terjadi pelanggaran hukum atau gangguan ketertiban umum, proses hukum akan dijalankan. NU dan Muhammadiyah berharap agar kondisi masyarakat tetap wasatiah, menciptakan lingkungan yang harmonis dan sejahtera.
Isi Pernyataan Sikap:
1. Mengecam Keras Tindakan Tidak Berprikemanusiaan:Keduanya mengecam keras tindakan tidak berprikemanusiaan di Bitung, Sulawesi Utara, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka. Mereka menekankan bahwa tindakan tersebut tidak hanya mengancam NKRI tetapi juga merusak nilai-nilai toleransi.
2. Dukungan terhadap Tindakan Preventif Pemerintah:NU dan Muhammadiyah mendukung langkah preventif pemerintah dan meminta aparat keamanan untuk bertindak responsif. Mereka mengapresiasi upaya pemerintah dalam menangani situasi di Bitung, termasuk proses hukum terhadap pelaku.
3. Ajakan Menahan Diri kepada Masyarakat: Kedua ormas mengajak masyarakat untuk menahan diri dan menghindari provokasi. Mereka menyerukan agar penyelesaian pelanggaran hukum diserahkan kepada aparat yang berwenang.
4. Menciptakan Kondisi Kondusif di Tahun Politik:** NU dan Muhammadiyah mengajak masyarakat untuk membantu pemerintah menciptakan situasi kondusif. Hindari provokasi dan penyebaran isu SARA yang dapat mengganggu pesta demokrasi.
Sebelumnya, bentrokan antara dua Ormas di Bitung, Sulawesi Utara, terjadi pada 25/11/2023, diduga terkait dukungan terhadap Palestina dan Israel. PW Muhammadiyah Lampung menyatakan perlu mengambil sikap untuk mencegah perkembangan negatif dan ujaran kebencian di media sosial.
Jajaran PW Muhammadiyah Lampung yang hadir termasuk Wakil Ketua Fauzi Fatah, Prof Ari Damastuti, Ustadz Rohmat Santosa, dan Saad Sobari. PW Muhammadiyah Lampung berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kondusifitas di Provinsi Lampung, mencegah terulangnya kasus serupa, dan melibatkan penegak hukum jika diperlukan.
0 Response to "Ormas Islam Lampung Bersuara terkait Peristiwa di Bitung, Sulawesi Utara"
Post a Comment